Rabu, 25 Juni 2008

Dosen 'Hadits Maudu'i" yang Luar Biasa

Ada komplain mengenai Dosen yang membimbing Matakuliah "Hadits Maudhu'i" yang diajukan kepada saya. Katanya, dosen tersebut tidak baik dalam mengajar matakuliah tersebut. Pasalnya, dosen itu hanya menyuruh mahasiswa untuk menghapal beberapa hadits dan hapalan itu harus disetorkan kepada dosen tersebut. Itu baik, karena menghapal hadits adalah konsekuensi logis dari matakuliah itu. Matakuliah Hadits mau tidak mau mengandung hapalan hadits. Tapi yang menjadi persoalan adalah jika hapalan itu tidak dilanjutkan dengan kajian ilmiah. Inilah yang membedakan antara lembaga tinggi Islam dan pesantren. Jika di pesantren hadits hanya sekadar untuk dihapal, maka di perguruan tinggi Islam, hadits itu bukan hanya untuk dihapal tapi juga untuk dikaji kandungannya secara ilmiah. Inilah hal inti yang menjadi komplain mahasiswa yang mengikuti matakuliah tersebut. Jika dosen yang bersangkutan tidak mengikutsertakan kajian ilmiah dengan hapalan hadits, maka tak adalah bedanya STAI dengan pesantren biasa.

Selasa, 24 Juni 2008

Yayasan Baru Semestinya Menjamin Kuliah Bermutu

Semestinya, pengelolaan yayasan baru atas STAI TIARA Jakarta dewasa ini memberikan harapan baru akan makin bagusnya fasilitas perkuliahan bagi semua mahasiswa, khususnya mahasiswa baru angkatan 2008. Tapi, rupanya tidak demikian. Banyak komplain mahasiswa yang kian sering diajukan mengenai adanya dosen yang tidak bisa mengajar, dosen yang punya metode mengajar yang tidak baik, dan status akreditasi yang tidak jelas, membuat suasana perkuliahan di STAI TIARA oleh yayasan baru menjadi kian tidak jelas. Harus ada langkah-langkah kongkrit yang dapat mengubah keadaan yang selama ini ada sehingga menjadi STAI yang lebih baik dari yang dikelola yayasan sebelumnya. Jika tidak, sulit diprediksi bagaimana nasib STAI TIARA di tahun-tahun mendatang. Semestinya cita-cita besar para pendiri STAI TIARA harus ditindaklanjuti dan direalisasikan segera dengan cara yang lebih baik.